Tentang Keju
Keju merupakan makanan yang sudah tak asing
lagi bagi kita. Kebanyakan orang Indonesia mengkonsumsi keju saat
sarapan pagi sebagai isi roti atau sebagai bahan pembuat kue kering di
hari raya. Memang, rasa keju yang enak membuatnya banyak dikonsumsi.
Keju (diambil dari bahasa Portugis queijo)
adalah makanan padat yang dibuat dari susu sapi, kambing, domba, dan
mamalia lainnya. Keju dibentuk dari susu dengan menghilangkan kandungan
airnya dengan menggunakan kombinasi rennet dan pengasaman.
Bakteri juga digunakan pada pengasaman susu untuk menambahkan tekstur
dan rasa pada keju. Pembuatan keju tertentu juga menggunakan jamur.
Ada ratusan jenis keju yang
diproduksi di seluruh dunia. Keju memiliki gaya dan rasa yang
berbeda-beda, tergantung susu yang digunakan, jenis bakteri atau jamur
yang dipakai, serta lama fermentasi atau penuaan. Faktor lain misalnya
jenis makanan yang dikonsumsi oleh mamalia penghasil susu dan proses
pemanasan susu.
Sejarah Keju
Sebagian besar orang menduga bahwa keju
pertama kali dibuat di daerah Timur Tengah. Menurut sebuah legenda Arab,
seorang pengembara berkelana dengan kudanya sambil membawa susu dalam
tempat minumnya. Setelah beberapa jam, ternyata susu itu telah terpisah
menjadi gumpalan putih dan cairan berwarna pucat. Ternyata hal itu
disebabkan oleh tempat minum yang terbuat dari perut sapi muda itu
mengandung enzim yang dapat menggumpalkan susu, cahaya matahari yang
terik dan gerakan kuda selama berkelana. Tanpa mengetahui hal itu, si
pengembara mencicipi cairan dan gumpalan itu, dan menganggap rasanya
enak.
Ada juga yang meyakini bahwa
keju telah dinikmati bangsa Sumeria di Mesopotamia beberapa tahun
sebelum Masehi. Sebuah gambar di bangunan pemujaan dewi Ninchursag
menunjukkan bahwa pada masa itu keju telah diproduksi. Sementara legenda
Yunani mengatakan bahwa keju ditemukan oleh Aristaeus, anak dari Dewa
Apollo dan Cyrene.
Pada masa kerajaan Romawi, pembuatan keju
mulai berkembang dengan keahlian dan pengetahuan yang tinggi. Mereka
telah menemukan berbagai cara pembuatan dan pematangan, sehingga jenis
keju semakin banyak dan bervariasi. Dalam Abad Pertengahan, keju banyak
dikembangkan di biara. Banyak jenis keju yang kita kenal sekarang
berasal dari para biarawan.
Dahulu kala para petani menyimpan sisa susu
dan membiarkannya menggumpal. Setelah itu, gumpalan keju dipukul-pukul
menggunakan tangkai pohon, dibungkus, dan ditindih dengan batu sambil
dibiarkan menjadi kering di terik matahari. Untuk memberi rasa, keju
kemudian diperciki dengan garam.
Di abad 20, para industriawan mengubah cara
tradisional itu dan memperkenalkan banyak jenis keju baru yang makin
kaya rasanya dan creamy, sementara produksi tradisional yang
digarap para peternak pun semakin berkurang. Keju termasuk protein yang
tinggi nilai gizinya. Keju juga menghasilkan energi yang besar. Di
dalamnya terkandung kalsium dan phosphorus, terutama keju-keju yang dimasak. Keju sangat baik untuk menggantikan susu terutama bagi mereka yang tidak menyukai susu.
Jenis-jenis Keju
Ada beberapa faktor yang dapat membedakan keju:
Asal susu: Sebagian besar keju dibuat dari susu sapi.
Tapi banyak juga yang dibuat dari susu domba (misalnya Feta dari Yunani), kambing, kerbau (misalnya Mozzarella dari Italia), bahkan susu unta. Jenis-jenis keju tertentu mensyaratkan susu dari hewan yang diperah pada pagi/sore hari, atau hanya makan makanan tertentu, atau berasa dari daerah tertentu saja.
Tapi banyak juga yang dibuat dari susu domba (misalnya Feta dari Yunani), kambing, kerbau (misalnya Mozzarella dari Italia), bahkan susu unta. Jenis-jenis keju tertentu mensyaratkan susu dari hewan yang diperah pada pagi/sore hari, atau hanya makan makanan tertentu, atau berasa dari daerah tertentu saja.
Kadar lemak: Untuk mendapatkan kadar lemak yang diinginkan, susu dicampur dengan susu rendah lemak (skimmed) sehingga kadar lemaknya turun, atau dicampur dengan kepala susu (cream) agar kadar lemaknya naik.Â
Metoda penggumpalan atau koagulasi: Ada yang dibuat dengan menggunakan rennet, ada juga yang menggunakan bakteri yang memiliki sifat mengasamkan susu, ada juga yang menggunakan keduanya.
Jenis jamur: Ada yang menggunakan jamur putih, kemerahan, dan biru.
Proses pematangan:
Untuk mendapatkan rasa, aroma dan penampilan yang khas, setiap jenis
keju mengalami proses pematangan yang berbeda-beda, baik dari sisi
lamanya proses (bervariasi antara 2 minggu sampai 7 tahun), suhu di mana
bakal keju dimatangkan, dan bahan-bahan lain yang ditambahkan ke dalam
keju. Misalnya keju Appenzell dari Swiss direndam
dalam campuran bumbu dan anggur putih selama beberapa saat, keju Leiden
dari Belanda ditambahkan sejenis jintan (cumin), atau beberapa jenis
keju segar yang dibubuhi daun bawang atau biji lada hijau.
Ada jenis keju yang selama proses pematangan diolesi air garam setiap waktu tertentu, ini membuat kulit keju menjadi keras.
Ada juga keju yang dimatangkan sambil dibungkus kain, kayu, lilin, dan sebagainya, baik hanya selama beberapa hari maupun sepanjang masa pematangan. Keju Cheddar yang banyak kita kenal dimatangkan dengan dibungkus kain katun selama beberapa hari di awal masa pematangan, sementara keju Edamer bahan pembuat kue kaasstengels dibungkus lilin yang biasanya berwarna merah.
Proses pematangan tertentu juga membuat keju menjadi berlubang-lubang.
Ada jenis keju yang selama proses pematangan diolesi air garam setiap waktu tertentu, ini membuat kulit keju menjadi keras.
Ada juga keju yang dimatangkan sambil dibungkus kain, kayu, lilin, dan sebagainya, baik hanya selama beberapa hari maupun sepanjang masa pematangan. Keju Cheddar yang banyak kita kenal dimatangkan dengan dibungkus kain katun selama beberapa hari di awal masa pematangan, sementara keju Edamer bahan pembuat kue kaasstengels dibungkus lilin yang biasanya berwarna merah.
Proses pematangan tertentu juga membuat keju menjadi berlubang-lubang.
Pemrosesan lebih lanjut: Beberapa jenis keju diproses lebih lanjut setelah matang, misalnya diasap, dibuat menjadi keju lembaran seperti Kraft sliced yang kita kenal di Indonesia, atau dibentuk kotak kecil seperti La Vache Qui Rit, si sapi tertawa asal Perancis yang juga dapat ditemui di supermarket besar di Indonesia.
Keju dapat digolongkan menjadi beberapa kelompok berdasarkan konsistensinya:
Keju Segar (fresh/unripened)
Keju segar (fresh/unripened) yang tidak mengalami proses pematangan.
Rasanya biasanya netral dan tidak begitu asin, berbentuk seperti krim karena mengandung lebih dari 70% air, serta tidak begitu awet.
Contohnya Cottage, Philadelphia dari Amerika Serikat, Ricotta, Mascarpone dari Italia. Mozzarella yang biasa ditaburkan di atas pizza pun ternyata termasuk keju fresh, karena walaupun bentuknya semikeras, ia tidak mengalami proses pematangan.
Rasanya biasanya netral dan tidak begitu asin, berbentuk seperti krim karena mengandung lebih dari 70% air, serta tidak begitu awet.
Contohnya Cottage, Philadelphia dari Amerika Serikat, Ricotta, Mascarpone dari Italia. Mozzarella yang biasa ditaburkan di atas pizza pun ternyata termasuk keju fresh, karena walaupun bentuknya semikeras, ia tidak mengalami proses pematangan.
Keju Lunak
Keju lunak, baik yang berkulit seperti Brie, Camembert dari Perancis maupun yang tanpa kulit seperti Limburger si super bau dari Belgia dan Feta
dari Yunani. Ciri utamanya adalah memiliki konsistensi yang empuk dan
lembut, walaupun agak sulit dioleskan. Dalam proses pembuatannya,
gumpalan (curd) dipotong-potong kira-kira sebesar bola pingpong dan keju
dimatangkan sekitar 2-4 minggu.
Keju Iris Semikeras
Keju iris semikeras, yang walaupun agak empuk, jika diiris memiliki bentuk yang tetap. Contohnya Bel Paese dari Italia. Sebagian besar blue cheese termasuk golongan ini, misalnya Stilton dari Inggris, Gorgonzola dari Italia, Roquefort dari Perancis, dll.
Keju Iris
Keju iris. Jenis yang terkenal misalnya Edamer dan Gouda dari Belanda, serta Cheddar dari Inggris. Keju Kraft yang kita kenal di Indonesia adalah juga jenis Cheddar. Dalam pembuatannya, gumpalan dipotong-potong sebesar kacang polong dan keju dimatangkan antara 4-24 minggu.
Keju Keras
Keju keras. Dalam proses pembuatannya,
gumpalan dipotong menjadi bagian yang sangat halus, kira-kira sebesar
butiran gandum. Masa pematangannya minimal 3 bulan. Keju yang sangat
keras kadang dimatangkan sampai 3 tahun, dan biasa dinikmati dengan cara
diparut, misalnya Parmesan dari Italia. Contoh lain dari keju keras adalah Emmentaler dari Swiss. Keju jenis ini biasanya sangat tahan lama.
Pemanfaatan Keju
Sementara kebanyakan orang Indonesia hanya
mengkonsumsi keju saat sarapan sebagai isi roti atau sebagai bahan
pembuat kue kering di hari raya, sebetulnya terdapat banyak cara
menikmati keju.
Misalnya dengan mencampurkan dalam salad. Keju iris seperti Cheddar dipotong dadu dan disajikan bersama salad hijau, tomat, dan bahan-bahan lain. Ada lagi salad khas Mediterania, yaitu irisan Mozzarella, tomat, daun basil dan olive (zaitun) yang disajikan dengan dressing dari minyak zaitun dan cuka.
Keju juga dapat dimasak sebagai taburan pada
schotel atau gratin. Atau sebagai teman makan pasta. Kadang orang
memanggang steak atau sayur-sayuran dengan keju di atasnya, hanya
sekitar 10 menit agar keju meleleh. Sebagai isi pie, keju dengan
sayur-sayuran menjadi pilihan yang baik untuk mengurangi konsumsi
daging.
Blue cheese sering dibuat salad dressing,
walaupun baunya seringkali kurang akrab untuk kita. Saus untuk teman
makan steak ada pula yang dibuat dari keju. Bahkan orang Swiss suka
membuat sup dari keju.
Dalam bentuk kue dan makanan penutup, kita mengenal cheesecake yang terbuat dari keju krim. Atau tiramisu yang manis dan beraroma kopi yang terbuat dari Mascarpone. Orang Italia juga biasa membuat kue dari Ricotta.
Di Perancis dan negara-negara Eropa Selatan,
keju juga dikenal sebagai âpenutup lambungâ alias sebagai hidangan
penutup, ditandem dengan anggur yang sesuai.
Manfaat Keju
Manfaat keju ternyata banyak sekali, so bagi kamu yang senang keju bisa di baca di bawah ini, beberapa kandungan dari keju :
- Keju mengandung kalsium, protein, dan fosfor dalam jumlah banyak karena keju merupakan konsentrat dari susu.
- Profil asam aminonya juga lengkap sehingga berperan dalam sintesis protein untuk pembangun jaringan otot, metabolisme sel-sel tubuh, dan tulang.
- Kaya riboflavin yang bermanfaat membantu metabolisme karbohidrat dan menjaga kesehatan membran mukosa.
- Kaya vitamin B12 dan asam folat dalam keju yang bermanfaat membantu sintesa DNA, pematangan sel-sel darah merah, dan menjaga fungsi syaraf.
- Kaya vitamin B6 yang membantu metabolisme asam amino dan lemak, menjaga sistem syaraf dan kesehatan kulit.
- Kaya vitamin A yang penting bagi indra penglihatan, kesehatan kulit, jaringan permukaan, dan perlindungan terhadap infeksi.
- Kaya selenium yang penting untuk sintesa suatu enzim antioksidan.
- Kaya fosfor yang bermanfaat sebagai pembentuk ATP untuk produksi energi, pembentuk tulang dan gigi, dan keseimbangan asam basa.
- Kaya kalsium yang penting untuk pembentukan tulang dan gigi, pembekuan darah pada luka, menjaga fungsi syaraf, otot, dan irama jantung.
- Beberapa studi juga membuktikan jika konsumsi keju dapat mencegah kerusakan gigi.
- Keju juga mengandung tryptophan, sejenis asam amino yang mampu meredakan stress dan membantu tidur.
- Kandungan kalori dan karbohidratnya juga sangat rendah sehingga cocok sebagai makanan diet.
Fakta tentang Keju
![]() |
Keju |
Mendengar makanan mengandung keju, pikiran Anda mungkin melayang
membayangkan kudapan-kudapan modern seperti pizza, pasta, cake, atau
burger. Meski menempel pada berbagai makanan modern, keju sudah ada
sejak ribuan tahun sebelum Masehi. Para arkeolog menemukan bukti
kemunculan keju dari susu domba dan kambing pada 8.000 tahun sebelum
Masehi. Berbagai referensi tentang keju juga muncul dalam mitologi
Romawi dan Yunani Kuno. Meski tak ada bukti kuat tentang sejarah keju,
sejumlah penelitian menyebut keju bermula dari kawasan Timur Tengah.
Keju tercipta sebagai cara untuk mengawetkan susu, terutama saat cuaca
panas. Dari sana, keju menjelajah ke seluruh penjuru dunia.
Muncul dengan berbagai varian, bahan utama keju tetap susu. Tak lagi mengandalkan susu domba atau kambing, produsen keju mulai mengembangkan keju dari susu sapi. Produsen susu di Mongolia bahkan memanfaatkan susu kuda untuk membuat keju. Banyak hal tentang keju yang menarik. Berikut lima informasi seputar keju yang mungkin belum Anda tahu, seperti dikutip dari laman Askmen:
AS penghasil keju terbesar
Menurut angka dari tahun 2006, Amerika Serikat menyediakan hampir 30 persen produk dari keju. Hampir empat juta metrik ton total produksinya.
Keju termahal berasal dari Swedia
Keju paling mahal di dunia adalah terbuat dari susu tiga jenis rusa, yaitu Gullan, Haelga dan Juna yang tinggal di sebuah peternakan kecil di Bjursholm, Swedia. Para pekerja harus bekerja lebih dari dua jam untuk memerah susu rusa tersebut. Dan, produksi susunya hanya dalam bulan-bulan tertentu tiap tahunnya. Sebanyak 0,5 kilogram keju dari susu tersebut dihargai sekitar US$500 atau Rp4,3 juta.
Prancis bukan konsumen terbesar keju
Menurut survei terakhir tahun 2003, Yunani yang merupakan konsumen keju terbesar di dunia. Masyarakatnya mengonsumsi sekitar 30 kilogram keju setiap tahunnya. Prancis berada di urutan ke-2 dengan tingkat konsumsi sekitar 24 kilogram per orang.
Cheddar adalah keju paling populer
Nama Cheddar berasal dari sebuah wilayah kecil di Somersetshire, Inggris. Namun, jenis keju ini bisa ditemui di seluruh penjuru dunia. Rasanya yang lezat dengan aroma tidak terlalu tajam menjadikan cheddar cocok digunakan untuk masakan apa saja.
Ada keju terbuat dari air susu ibu
Le Petit Singly adalah salah satu produsen keju di Prancis yang memanfaatkan bahan dari ASI, hasil sumbangan sejumlah wanita melahirkan. Produsen keju dari ASI ini mengklaim bahwa produknya kaya akan vitamin dan memiliki rasa lebih istimewa. Di New York sejumlah koki juga mulai mengembangkan keju jenis ini.
Muncul dengan berbagai varian, bahan utama keju tetap susu. Tak lagi mengandalkan susu domba atau kambing, produsen keju mulai mengembangkan keju dari susu sapi. Produsen susu di Mongolia bahkan memanfaatkan susu kuda untuk membuat keju. Banyak hal tentang keju yang menarik. Berikut lima informasi seputar keju yang mungkin belum Anda tahu, seperti dikutip dari laman Askmen:
AS penghasil keju terbesar
Menurut angka dari tahun 2006, Amerika Serikat menyediakan hampir 30 persen produk dari keju. Hampir empat juta metrik ton total produksinya.
Keju termahal berasal dari Swedia
Keju paling mahal di dunia adalah terbuat dari susu tiga jenis rusa, yaitu Gullan, Haelga dan Juna yang tinggal di sebuah peternakan kecil di Bjursholm, Swedia. Para pekerja harus bekerja lebih dari dua jam untuk memerah susu rusa tersebut. Dan, produksi susunya hanya dalam bulan-bulan tertentu tiap tahunnya. Sebanyak 0,5 kilogram keju dari susu tersebut dihargai sekitar US$500 atau Rp4,3 juta.
Prancis bukan konsumen terbesar keju
Menurut survei terakhir tahun 2003, Yunani yang merupakan konsumen keju terbesar di dunia. Masyarakatnya mengonsumsi sekitar 30 kilogram keju setiap tahunnya. Prancis berada di urutan ke-2 dengan tingkat konsumsi sekitar 24 kilogram per orang.
Cheddar adalah keju paling populer
Nama Cheddar berasal dari sebuah wilayah kecil di Somersetshire, Inggris. Namun, jenis keju ini bisa ditemui di seluruh penjuru dunia. Rasanya yang lezat dengan aroma tidak terlalu tajam menjadikan cheddar cocok digunakan untuk masakan apa saja.
Ada keju terbuat dari air susu ibu
Le Petit Singly adalah salah satu produsen keju di Prancis yang memanfaatkan bahan dari ASI, hasil sumbangan sejumlah wanita melahirkan. Produsen keju dari ASI ini mengklaim bahwa produknya kaya akan vitamin dan memiliki rasa lebih istimewa. Di New York sejumlah koki juga mulai mengembangkan keju jenis ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar